
Pengalamanku Mengikuti Lomba Pentas PAI
Karya: Muhammad Al-Fatih Akbari SN
Liburan telah usai, hari ini aku mulai kembali sekolah. Seperti biasa aku dan adikku, Uwais diantar oleh ayah ke sekolah. Hari pertama di sekolah aku tidak langsung belajar, tetapi mengikuti kegiatan halal bihalal di lapangan sekolah. Kegiatan halal bihalal ini dipimpin langsung oleh kepala sekolah, Ibu Yeni. Semua guru dan murid-murid berbaris, bersalaman saling maaf memaafkan. Sebagian murid ada juga yang bercerita tentang pengalaman Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri mereka. Sementara aku sendiri bersama teman-temanku menikmati alunan lagu yang diputar di lapangan.
Selesai acara halal bihalal aku kembali ke kelasku. Kelas 4 Joy, kelas yang terletak di lantai 3 bangunan SD Ar Rafi'. Kelasku merupakan tempat yang nyaman untuk belajar, karena di lantai 3 hanya ada 2 kelas, sehingga tidak terlalu banyak orang. Jumlah murid di kelasku ada 27 orang. Wali kelasku bernama Ibu Femi. Dulu aku pikir Bu Femi adalah guru yang galak, tetapi ternyata beliau merupakan guru yang sangat baik tapi memang sangat tegas.
Tak lama kemudian Bu Femi masuk kelas, Bu Femi menyambut anak-anak 4 Joy untuk kembali beraktivitas di sekolah. Bu Femi menyampaikan kepada kami bahwa sekolah akan memilih beberapa siswa dan siswi untuk mewakili sekolah mengikuti beberapa lomba dalam waktu dekat. Ternyata aku terpilih sebagai salah satu murid yang mewakili sekolah mengikuti lomba Pentas PAI. Pentas PAI adalah singkatan dari Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam, adapun jenis lombanya yaitu lomba kesempurnaan gerakan sholat, menulis kaligrafi, cerdas cermat, MTQ, MHQ, dan lainnya. Bu Femi memintaku untuk latihan mempersiapkan lomba selesai sholat ashar bersama Bu Hani.
Keesokkan harinya sebelum berangkat sekolah aku meminta izin kepada ayah dan bunda untuk pulang terlambat karena harus latihan persiapan lomba Pentas PAI. Di sekolah aku beraktivitas seperti biasa, belajar sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh guru, tidak lupa menyempatkan bermain dengan teman-teman di jam istirahat. Saat istirahat aku bertemu dengan Bu Hani. Bu Hani mengingatkan aku kembali untuk latihan persiapan lomba Pentas PAI di kelas 5 love setelah sholat ashar.
Bu Hani adalah salah satu guru Pendidikan Agama Islam yang ada di SD Ar Rafi’. Bu Hani merupakan salah satu guru favoritku. Beliau juga sempat menjadi wali kelasku waktu di kelas 2. Beliau merupakan guru yang sangat ramah, penyayang dan baik hati. Aku biasa menceritakan kegiatanku di sekolah maupun di rumah kepada Bu Hani.
Sesuai yang telah dijadwalkan, setelah sholat ashar aku menuju kelas 5 love untuk latihan. Di sana sudah ada Kak Fahri dan Kak Zara yang juga terpilih untuk mewakili sekolah dalam mengikuti ajang lomba Pentas PAI ini. Kak Fahri dan Kak Zara merupakan murid kelas 5. Kak Fahri terlihat pendiam tapi sebenarnya dia suka bercanda. Walaupun Kak Fahri lebih tua tapi badannya lebih kecil dari aku. Sementara Kak Zara mungkin karena perempuan satu-satunya dia sangat pendiam.
Bu Hani mulai menjelaskan apa yang menjadi penilaian dalam lomba Pentas PAI ini yaitu kesempurnaan gerakan sholat. Pembagian tugas di mulai, Kak Fahri menjadi imam, aku dan Kak Zara menjadi makmum. Awalnya Bu Hani menjadwalkan kami latihan seminggu 3 kali yaitu pada hari Selasa, Kamis dan Jum’at. Namun sayangnya jadwal latihan sering kali bentrok dengan kegiatan lainnya. Akhirnya kami hanya sempat 2 kali latihan sebelum lomba diadakan.
Hari ini lomba Pentas PAI akan diadakan di sekolahku, SD Ar Rafi'. Aku bangun lebih pagi dari biasanya, langsung mandi tak lupa melaksanakan ibadah sholat shubuh. Sementara itu bunda sibuk menyiapkan sarapan, selesai sarapan aku berpamitan dengan bunda meminta doa semoga kegiatan hari ini diberikan kelancaran. Aku diantar oleh ayah tidak ke sekolah, tapi menuju titik kumpul yaitu di Denzibang.
Saat aku tiba, denzibang sudah ramai. Banyak orang berkumpul, bukan hanya guru atau murid dari SD Ar Rafi’ tapi ada juga perwakilan dari sekolah lainnya. Setelah semua peserta lomba berkumpul di Denzibang, aku dan peserta lainnya melakukan pawai dengan berjalan kaki menuju sekolah. Sesampai di sekolah kami disambut dengan penampilan pertunjukan djembee. Djembee adalah alat musik berbentuk tabung yang ditutup oleh kulit dan diikat oleh tali untuk mengencangkannya. Cara memainkan djembee dengan cara memukul menggunakan jari atau telapak tangan. Permainan djembee membuat suasana semakin meriah.
Kegiatan lomba diawali dengan kata sambutan dari kepala sekolah SD Ar Rafi’, Ibu Yeni selaku tuan rumah acara kegiatan hari ini. Dilanjutkan sambutan dari panitia lomba. Isi sambutan tersebut memberikan motivasi dan semangat untuk para peserta lomba. Acara pembukaan tidak berlangsung lama, panitia acara langsung membagi peserta sesuai dengan lomba yang diikuti. Peserta menempati ruangan yang sudah ditentukan oleh panitia.
Untuk tempat pelaksanaan lomba Pentas PAI kesempurnaan gerakan sholat bertempat di mushola sekolah. Ada 17 Sekolah yang mengikuti lomba ini, termasuk SD Ar Rafi'. Panitia memberikan nomor urut kepada setiap peserta. Aku bersama Kak Fahri dan Kak Zara mendapatkan nomor urut 17. Karena mendapatkan nomor urut terakhir kami menunggu cukup lama. Sempat merasa bosan dan deg degan juga. Aku sempat mengintip dari balik pintu melihat penampilan peserta lainnya. Aku melihat peserta dengan penampilan yang sangat baik. Namun ini tidak membuatku patah semangat. Tiba akhirnya giliranku, Kak Fahri dan Kak Zara tampil, Alhamdulillah penampilan kami diberikan kelancaran gerakan maupun bacaannya.
Setelah tampil aku dan teman teman makan siang bersama di kelas 1 love. Kami makan dengan sangat lahap, ayam gorengnya terasa sangat enak. Setelah selesai makan teman teman mulai dijemput oleh orang tuanya masing masing. Tinggallah Aku, Athariz, dan Kak Zara bertiga. Aku meminta tolong ke Bu Hani untuk menghubungi bundaku, karena kok aku belum dijemput juga? Setelah menelpon bunda, aku baru tahu bunda belum bisa jemput aku karena ada rapat yang tidak bisa ditinggalkan. Akupun minta izin bunda untuk menunggu hasil pengumuman lomba sampai bunda jemput. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada Bu Hani karena sudah meminjamkan ponselnya.
Pengumuman lomba dimulai jam 13.00 siang. Sambil menunggu, aku melaksanakan sholat dzuhur dulu. Selesai sholat, aku berdoa memohon untuk mendapatkan hasil yang baik dari hasil penampilanku dengan teman teman tadi. Selesai sholat aku bergegas kembali ke lapangan, karena pengumuman lomba sudah dimulai. Satu persatu lomba diumumkan. Kali ini kami belum beruntung, kami belum bisa mendapatkan juara 1, 2 atau 3. Kami masih berbangga hati karena masih mendapatkan juara harapan 3. Bu guru memberikan kesempatan aku dan Kak Zara untuk naik panggung menerima sertifikat penghargaan.
Tak lama aku dijemput ayah, karena bunda masih belum selesai rapat. Sepanjang jalan aku bercerita kepada ayah tentang kegiatanku hari ini. Tak lama aku sampai di rumah, ingin rasanya beristirahat sejenak, tetapi aku masih ada tugas sekolah yang harus diselesaikan.
Pada malam hari, aku kembali menceritakan kegiatan hari ini kepada bunda. Bunda merasa bangga dengan prestasi yang aku dapat hari ini. Bunda berpesan untuk tidak cepat merasa puas dengan apa yang aku dapat dan memintaku untuk tetap belajar dengan giat.
Pengalamanku hari ini tidak akan pernah aku lupakan, Aku berjanji jika diberikan kesempatan lagi aku akan berusaha lebih baik lagi. Lewat cerpen ini aku mengucapkan terima kasih kepada guru-guru yang telah memberi kesempatan aku untuk mengikuti lomba Pentas PAI kali ini, juga terima kasih atas semua bimbingannya. Untuk Kak Fahri dan Kak Zara terima kasih atas kerjasamanya. Tak lupa juga untuk Ayah dan bunda terima kasih atas dukungan dan kasih sayang yang begitu besar kepadaku. Aku berjanji akan memberikan prestasi lainnya.

